Sugeng Rawuh!!!

sebuah blog yang tidak biasa, selamat menikmati.

Jumat, 14 Mei 2010

[nihongo-2] Partikel ‘no’ dan ‘de’

First off…


Berbeda dengan bahasa Indonesia, bahasa Jepang tidak menggunakan imbuhan untuk membedakan subyek (S), predikat (P), obyek (O), dan keterangan (K). Dalam bahasa Jepang kita menentukan S, P, O, dan K dari partikel yang terdapat dalam kalimat.

Contoh dari pembahasan sebelumnya:

[JAP] Watashi wa CHOKOREETO wo taberu.

[INA] Oleh saya, coklat dimakan.

Di sini terlihat bahwa untuk subyek partikel penandanya adalah “wa” (atau “ga”); sedangkan untuk obyek penandanya adalah “wo”. Sehingga, dengan demikian kita bisa membentuk kalimat aktif dasar berpola Subyek-Predikat-Obyek.

Bagaimana dengan keterangan?

Untuk fungsi keterangan, bahasa Jepang menggunakan beberapa partikel tambahan selain yang telah disebutkan. Post ini akan mengupas dua dari berbagai partikel keterangan tersebut — disusul beberapa lainnya di tulisan bagian 3, 4, dan 5.


Beberapa Partikel Keterangan yang Umum Dipakai


1. Partikel ‘no’ (の)


Secara umum, partikel ‘no’ memiliki dua fungsi, yaitu (1) menyatakan kepemilikan dan (2) menerangkan benda yang dimaksud. Contoh penggunaannya adalah seperti berikut:


(a) menyatakan kepemilikan

[JAP] Watashi no tokei
[JAP]
時計

-> “watashi” = “saya”
-> “tokei” = “jam”

[INA] Jam milik saya

Perhatikan bahwa di sini posisi subyek (“saya”) dan benda (“jam”) bertukar, ketika diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Prosesnya sendiri kurang-lebih sama dengan yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Contoh lain…

[JAP] Okaa-san no kimono
[JAP]
お母さん 着物

-> “okaa-san” = “ibu” = お母さん
-> “kimono” = 着物

[INA] Kimono milik Ibu


(b) menerangkan benda yang dimaksud

Dalam penggunaan yang ini, partikel ‘no’ bermakna mirip dengan kata “yang” di Bahasa Indonesia. Fungsinya adalah menjelaskan sesuatu benda secara detail.

Contoh:

[JAP] Ano hidari no e ga kirei desu.
[JAP]
あの 左 絵 が きれい です。

-> “ano” = “itu” = あの
-> “hidari” = “kiri/sebelah kiri” = 左
-> “e” = “lukisan” = 絵
-> “kirei” = “cantik” = きれい

[INA1] Yang sebelah kiri, lukisannya cantik.
(literal)

[INA2] Lukisan yang sebelah kiri itu cantik.
(bentuk disempurnakan)

Contoh lain…

[JAP] Ichiban no eiyuu wa ULTRAMAN desu.
[JAP]
一番 英雄 は ULTRAMAN です

-> “ichiban” = “terbaik/terhebat” = 一番
-> “eiyuu” = “pahlawan” = 英雄

[INA1] Yang terhebat, pahlawan, adalah ULTRAMAN.
(literal)

[INA2] Pahlawan terhebat adalah ULTRAMAN. (bentuk disempurnakan)

***

Berbagai penggunaan lain dari partikel ini bisa diturunkan dari dua fungsi di atas, walaupun terkadang agak kurang berterima dalam bahasa Indonesia.

E.g.

[JAP] kumo no ue ni
[JAP]
上 に

-> “kumo” = “awan” = 雲
-> “ue” = “atas” = 上
-> “ni” = partikel bantu, menyatakan lokasi = に
(akan dibahas di post selanjutnya)

[INA1] Di atasnya awan

[INA2] Di atas awan
(bentuk sederhana)

……


2. Partikel ‘de’ (で)


Seperti halnya partikel ‘no’, partikel ‘de’ mempunyai dua fungsi umum. Yang pertama, menyatakan tempat; dan kedua, menyatakan cara.


(a) untuk menyatakan tempat


Dalam bahasa Indonesia, maknanya kira-kira seperti kata “di” sebelum keterangan tempat. Sekilas, pemakaiannya mirip dengan partikel ‘ni’ — tetapi, untuk saat ini, kita belum akan membahasnya.

Contoh penggunaan:

[JAP] Kissaten de hataraku.
[JAP]
喫茶店 働く

-> “Kissaten” = “kafe” = 喫茶店
-> “hataraku” = “bekerja” = 働く

[INA1] Di kafe, (saya) bekerja.

[INA2] Saya bekerja di kafe. (bentuk disempurnakan)

[JAP] Asoko de matteta.
[JAP]
彼処 待ってた

-> “Asoko” = “sana” = 彼処
-> “matteta” = “menunggu” (bentuk lampau) = 待ってた

[INA1] Di sana, (saya) menunggu.

[INA2] Saya menunggu di sana. (disempurnakan)

Bisa dibilang, untuk fungsi ini, partikel ‘de’ merupakan padanan dari kata ‘di’ dalam Bahasa Indonesia.


(b) untuk menyatakan cara

Anda mungkin pernah menyatakan dalam bahasa Indonesia kalimat semacam ini:

[INA] Saya pergi menggunakan bis.

Dalam bahasa Inggris, kalimat tersebut bisa diterjemahkan sebagai berikut:

[ENG] I’m going by bus.

Bagaimana dalam bahasa Jepang?

Dalam Bahasa Jepang, kita bisa melakukan penerjemahan sebagai berikut:

[INA] Saya pergi menggunakan bis.

-> “saya” = “watashi” = 私
-> “pergi” = “iku” = 行く
-> “bus” = “BASU” = バス

[JAP] Watashi wa BASU de iku
[JAP]
私 は バス 行く

Perhatikan bahwa di sini kalimat menggunakan pola Subyek-Keterangan-Predikat — sedikit mirip dengan pola Subyek-Obyek-Predikat pada tulisan mengenai kalimat aktif sederhana yang lalu.

Contoh lain,

[JAP] Ano hito wa hitori de ikiru.
[JAP]
あの 人 は 一人 で 生きる

-> “Ano hito” = “orang itu” = あの 人
-> “hitori” = “sendiri/seorang diri” = 一人
-> “ikiru = “hidup/menjalani hidup” = 生きる

[INA1] Orang itu sendirian menjalani hidup.

[INA2] Orang itu hidup sendiri. (bentuk disempurnakan)

***

Sebetulnya masih ada beberapa partikel lain yang juga berfungsi membentuk keterangan secara spesifik; meskipun begitu, penjelasan tersebut akan diberikan pada bagian selanjutnya dari tulisan ini. ;)

[bersambung ke bagian 3]

sumber: http://sora9n.wordpress.com/2007/07/13/struktur-dasar-untuk-bahasa-jepang-informal-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar